Jumat, 09 Desember 2011

Ibu

Di pagi itu ibu membangunkanku untuk menjalankan kewajibanku, bersujud pada Tuhan.

“nak ayo bangun! ayo sholat subuh !!!” seru ibu pada ku dengan lembut, tetapi aku malah memarahinya “ argh sudahlah, kau saja yang sholat sendir ! tak usah kau membangunkanku untuk hal yang membuang waktu itu !”. ia hanya menghela nafas panjang, lalu pergi untuk melaksanakan sholat sendirian. Selepas itu aku tak bisa tertidur lagi. Ku dengar sebuah suara terisak memohon pada yang maha kuasa. Kudekatkan telinga pada pintu kamar agar dapa mendengar lebih jelas. Kudengar suara ibu berseru pada Tuhan

“ ya Allah, ya Tuhanku… sadarkanlah anakku, bukakanlah sedikit saja pintu hatinya, agar ia bisa menerima hidayahMu, juga menyayangi aku sebagai ibunya”. Aku berkata pada hatiku “dasar wanita tua yang bodoh ! kau kira aku akan luluh hanya karena doa-doa mu itu ? tidak akan pernah!!!”.

Waktupun berlalu dengan cepat, hingga sampai disatu waktu ibu jatuh sakit. Tak ada yang tahu apa penyakitnya, karena ia tak pernah diperiksakan kedokter. Ketika ia memintaku untuk menemaninya pergi ke dokter, aku menolaknya mentah-mentah. Saat itu ia berkata “ nak bisakah kau antar ibu kedokter ?” akupun menjawab dengan nada sinis “apa kedokter ?? hei wanita tua, tak usah kau memaksakan diri kedokter. Kita hanya keluarga miskin yang tak punya apa-apa, untuk makan pun susah apalagi untuk pergi kedokter? Mikir dong lo !!” ia hanya bias menangis tertahan melihat kelakuanku itu.

Sementara itu diluar aku berfoya-foya dengan uang yang kuambil dari dompet ibu tanpa sepengetahuannya. Aku bersenang-senang bersama teman-temanku yang bernasib sama denganku, bernasib miskin tanpa ada yang mau peduli. Semalaman aku tak tidur, semalaman aku mabuk-mabukan, berjudi, menikmati narkoba, dan obat-obatan terlarang lainnya bersama teman-temanku.

Ketika kulihat sang fajar telah datang menjemput, aku pun berjalan sempoyongan untuk pulang kerumah. Aku terkejut ketika melihat orang-orang ramai di depan rumahku, bahkan ada bendera berwarna kuning di sana. Aku bertanya pada hatiku “ ada apa ini ?“ aku langsung masuk kedalam tanpa permis. Ketika sampai didalam aku semakin terkejut, kulihat sosok wanita tua yang selama ini selalu mengingatkanku untuk beribadah, menjauhi pergaulan bebas, dan kebaikan lainnya. Kini ia telah terbaring dan terbujur kaku ditengah orang yang seang melantunkan ayat suci untuknya.

Seketika air mataku jatuh membasahi pipi. Aku bersimpuh disamping jasadnya “ibuuuuuuuuuu…….” Aku mengguncang-guncangkan tubuhnya sambil menangis dan berkata “ bangun ibu, ayo bangun!. Aku ada disini. Aku anakmu datang untukmu. Bangun bu, jangan tinggalkan aku seorang diri. Maaf kan atas segala kesalahanku. Aku mohon kembalilah!!” .

Ditengah isak tangisku, aku mendengar suara lembut yang ku kenal “ anakku ? tenanglah ibu ada disni. Berhentilah menangis dan berjanjilah kau akan menjadi yang lebih baik lagi untuk aku ibumu”

“iya ibu aku berjanji, aku bersumpah demi semesta alam, aku akan menjadi yang lebih baik lagi untukmu ibu” sementara itu tak kudengar lagi sura itu. Kini aku telah bermetamorfosis dari ulat yang menjijikan dan merugikan menjadi kupu-kupu yang indah dan selalu menebar serbuk kebaikkan. Kulakukan semua ini untuk menebus semua kesalahanku, dan untuk menepati janjiku padamu ibu.

2 komentar: